Selasa, 31 Mei 2011


MotoBike - Tanpa disadari upgrade performa yang banyak dilakukan para scooteriz ternyata ada pula yang memerlukan penyesuaian besar pada waktu pengapian di ruang bakar. Jika itu tidak dilakukan, tentu performa yang dihasilkan bakalan gak maksimal. Tak cukup hanya sekadar mengguna­kan CDI racing biasa (single map). Ubahan yang dimaksud tak lain yang mengarah kompetisi.


“Kalau hanya porting-polish biasa, naik kompresi atau papas kem sedikit, masih masuk kategori street performance. CDI yang dibutuhkan cukup yang biasa saja (single map),” bilang Robert Cong, managing director PT Global Motorindo (GM), distributor CDI Rextor.

Sebab, lanjut Robert, pada CDI single map ini derajat pengapiannya umumnya sudah diset lebih maju 2 sampai 3 derajat. “Kurva pengapian­nya masih mumpuni mengimbangi korekan mesin yang pakai bahan bakar beroktan 95 dengan rasio kompresi hingga 12 : 1,” bebernya.

Selain itu lazimnya pemakaian otak pengapian aftermarket juga mengincar kurva pengapian tanpa limiter atau yang limiter-nya diset lebih tinggi dari CDI standar. Biar putaran mesin bisa di-setting lebih teriak lagi, sehingga top speed bisa bertambah.

Biasanya kalau enggak pakai CDI aftermarket, para speedgoers mengakalinya dengan mengaplikasi CDI motor lain yang speknya juga unlimiter. Misal Mio pakai CDI Fino.


Tapi kalau ubahan dapur pacu sudah terlampau ekstrem seperti bore-up, stroke-up (naik stroke), papas head dan sebagainya yang berimbas berubahnya konstruksi kerja silinder serta naiknya rasio kompresi secara signifikan, cerita­nya akan lain.

“Apalagi sampai menuntut penggantian bahan bakar berspesifikasi khusus yang menganut oktan lebih dari 100, disarankan minimal menggunakan CDI dengan pilihan mapping pengapian lebih dari satu (multi map),” anjur Robert. Karena biasanya pada CDI tersebut pemajuan timing pengapiannya bisa mencapai 10 derajat lo.

Otak pengapian yang dimaksud ada yang jenisnya adjustable dan ada pula yang menggunakan saklar untuk melakukan penggatian kurva pengapian. Misalnya yang adjustable kayak BRT Smart Klick (8 step), Rextor Adjustable (16 kurva), XP 301 MC, TDR Adjustble (4 kurva) dan sebagainya. Sementara yang menggunakan switch seperti BRT Dual Band (2 kurva)

Tapi kalau ke depannya ada rencana mengubah mesin dengan spek kompetisi, Robert menganjurkan sebaiknya pakai CDI yang kurvanya bisa dimapping (programmable). "Itu kalau ingin mendapatkan performa yang lebih maksimal lagi. Karena timing pengapian sangat mem­pengaruhi perolehan tenaga maupun torsi. Jika bisa disetting optimal di setiap putaran mesin, pasti hasilnya akan lebih baik lagi," bilangnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates