Senin, 16 Mei 2011

Artikel Prioritas Wajib Belajar 9 Tahun


Prioritas utama Kementerian Pendidikan Nasional tahun ini adalah tetap meneruskan penuntasan wajib belajar (wajar) sembilan tahun. Aksesibilitas terhadap pendidikan dasar bakal dibuka lebar. Dengan demikian.angka partisipasi Kasar (APK) anak usia SD diharapkan terus bertambah.
Penuntasan wajar sembilan tahun. menurut Mendiknas M. Nuh. merupakan bagian dari implementasi jargon kementeriannya untuk meniadakan diskriminasi pendidikan. "Semua akses untuk pendidikan akan dibuka. Pendidikan harus terbuka lebar untuk anak di daerah terpencil sekalipun. Terbuka untuk anak kurang mampu maupun anak-anak cacat," tegasnya.
Nuh menyatakan, meski wajar sembilan tahun sejatinya telah selesai akhir 2008, masih ada daerah-daerah yang belum terjangkau. Daerah-daerah itulah yang akan menjadi prioritas utama tahun ini. Misalnya. NTT, Papua, maupun daerah tertinggal lainnya.
Sebagaimana diketahui. Kementerian Pendidikan Nasional telah melampaui target yang dicanangkan dalam konferensi Dhaka tentang penuntasan wajib belajar sembilan tahun pada 2015. Yaitu, berhasil menuntaskannya pada 2008. Kendati demikian, masih ada beberapa kabupaten/kota yang APK anak usia SD-nya masih kurang dari 90 persen.
Dirjen Mendikdasmen Suyanto menuturkan, biaya operasional sekolah (BOS) masih menjadi andalan untuk merealisasikan wajar sembilan tahun. Kendati anggaran BOS tahun ini tidak naik, program tersebut dinilai berhasil menekan angka putus sekolah di berbagai daerah.
Suyanto menyebutkan, nominal BOS tahun ini tetap sama. Hanya sasarannya yang bertambah. Sasaran BOS untuk siswa SD adalah menjangkau 27.6 juta anak. Jumlah tersebut naik daripada tahun lalu 27,1 juta siswa. Demikian pula, sasaran untuk siswa SMP bertambah dari 9,4 juta siswa menjadi 9,6 juta. "Kami terus menjangkau anak-anak kurang mampu." terang pejabat asal Ngawi itu.
Bukan hanya BOS. Pemerintah, kata Suyanto, juga memberi dana pendampingan. Yaitu, beasiswa bagi siswa kurang mampu. Sasarannya adalah 1,7 juta siswa SD; SMP (751.193); SMA (248.124); SMK (305.535); dan perguruan tinggi (635.901).
"Dari tahun ke tahun, beasiswa yang kami berikan terus dinaikkan. Intervensi ini amat membantu menekan angka putus sekolah ."tuturnya. Suyanto menengarai angka putus sekolah di Indonesia hanya 500 ribu anak. Dia menuturkan, saat ini beberapa daerah mengejar pencapaian wajar 12 tahun. Misalnya, Jawa Timur. Jawa Barat, DIJ, DKI Jakarta, serta Kalimantan Timur. "Itu merupakan target yang baik. Tapi, saya mengimbau yang belum tuntas sembilan tahun diselesaikan dulu. Sebab, penuntasan program ini merupakan pemenuhan hak bagi masyarakat," ujarnya, (kit/iro)
SUMBER : http://bataviase.co.id/detailberita-10524275.html

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates